Rabu, 17 April 2013

METODE PERILAKU BIAYA


ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, seperti volume produksi, volume penjualan dan sebagainya. Atas dasar hal tersebut biaya digolongkan atas :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Menurut definisi Biaya Tetap ialah biaya yang totalnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Namun untuk melihat lebih cermat ada dua karakteristik yang dimiliki oleh biaya tetap :
  a)    Secara Total, Biaya ini tidak akan berubah atau tidak akan dipengaruhi oleh periode yang ditentukan atau kegiatan tertentu
  b)    Biaya per unit yang dibebankan akan berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan yang terjadi. Pada volume yang tinggi maka biaya per unit menjadi rendah dan sebaliknya pada volume rendah biaya per unit menjadi tinggi
  c)    Total Biaya akan tetap tidak berubah jika perubahan volume terjadi atau berada didalam relevan range tertentu. Relevant range adalah batas ekstrim dari berlakunya sebuah biaya tetap

Contoh:
Sebuah Bis wisata disewa oleh sekelompok orang dengan biaya sewa Rp. 1.200.000 per hari. Kapasitas 40 tempat duduk, Dalam hal ini relevan range untuk biaya sebesar Rp.1.200.000 ini adalah antara 1 sampai dengan 40
Berikut alokasi biaya dikaitkan dengan kapasitas

Kapasitas tepakai             BiayaTotal             Biaya per orang
40                          Rp. 1.200.000        Rp. 30.000
20                          Rp. 1.200.000        Rp. 60.000
10                          Rp. 1,200.000        Rp. 120.000

                             

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya Variabel adalah Biaya yang secara total berubah-ubah sebagai akibat adanya perubahan volume kegiatan. Biaya Variabel dapat dikategorian kedalam dua kelompok yaitu :

(1) Biaya Variabel murni (True Varable Cost)

Berikut ini adalah ciri-ciri dari Biaya Variabel murni:

  a)    Total Biaya yang terjadi berubah secara proporsional (sebanding)dengan perubahan cost drivernya . Semakin besar volume maka semain besar pula total biaya yang terjadi
   b)    Biaya per unit driver adalah konstan/tetap.
Yang temasuk Biaya Variabel murni; Bahan langsung, upah langsung.

Contoh:
Sebuah Produk membutuhkan 3 mtr bahan baku langsung yang bernilai Rp.30.000,- Hubungan kapasitas dengan total biaya adalah sbb:
Kapasitas tepakai             BiayaTotal             Biaya per unit Produk
400                        Rp.12.000.000                 Rp. 30.000
200                        Rp. 6.000.000                  Rp. 30.000
100                        Rp. 3.000.000                  Rp. 30.000



(2) Biaya Semi Variabel ( Semi Variable Cost)

Biaya semi variabel dipisahkan dari Biaya variabel murni karena memang
memiliki karakteristik yang agak berbeda sehingga akan berpengaruh pada saat dilakukan perencanaan. Biaya semi variabel sering juga disebut biaya campuran (Mixed Cost). Mengapa dikatkan campuran karena setiap kejadiannya selalu terdapat dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Berikut ini adalah ciri-ciri dari Biaya Semi Variabel:
  a)    Total Biaya yang terjadi berubah tidak secara proporsional (tidak sebanding)dengan perubahan cost drivernya . Semakin besar volume maka semain besar pula total biaya yang terjadi
  b)    Biaya per unit driver adalah konstan/tetap.
  c)    Total Biaya yang terjadi selalu terdiri dari dua komponen yakni biaya tetap dan Biaya Variabel yang dipengaruhi volumo aktivitas

Penentuan Pola Perilaku Biaya

Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.

1.       Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.

2.       Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).

3.       Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

Metode Penaksiran Fungsi Linier
Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya :
(a) pendekatan historis (historical approach)
(b) pendekatan analitis (analytical approach).

Pendekatan historis
Terdapat 3 metode dalam pendekatan historis yakni :
(1) metode titik tertinggi dan terendah 
(2) metode biaya berjaga dan
(3) metode kuadrat terkecil

Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method).

•Adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter titik potong (intercept)dan kemiringan (slope).
•Titik tinggi adalah suatu titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi
•Titik rendah adalah titik dengan tingkat output atau aktivitas yang terendah.

Contoh 1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemelihara an pada PT Mustika tahun 2003 yakni :

Bulan Ke
Biaya Reparasi & Pemeliharaan
Jam Mesin
1
750.000
6.000
2
715.000
5.500
3
530.000
4.250
4
600.000
4.000
5
600.000
4.500
6
875.000
7.000
7
800.000
6.000
8
1.000.000
8.000
9
800.000
6.000
10
750.000
6.000
11
550.000
4.500
12
600.000
4.500

8.570.000
66.250


Biaya Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegia-


tan Tertinggi dan Terendah

Tertinggi
Terendah
Selisih
Jumlah Jam Mesin
            8.000
          4.000
           4.000
Biaya Repr & Pemelhr.
Rp. 1.000.000
Rp. 600.000
Rp. 400.000

Gambar 01. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan pada
Tingkat Kegiatan Tertinggi dan Terendah

Unsur Biaya Variabel  dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :

 

Biaya variabel  = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100 per jam mesin


Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai berikut :


Titik Kegiatan Tertinggi

Titik Kegiatan Terendah
Biaya Reparasi & peme-
Rp. 1000.000
Rp. 600.000
liharaan mesin yg terja


di.


Rp. 100 x 8.000
  800.000

Rp. 100 x 4.000

Rp. 400.000



Biaya Reparasi & Peme
Rp.  200.000
Rp. 200.000
liharaan Tetap






Gambar 02. Perhitungan Unsur Biaya Tetap

Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk fungsi linier yakni :
 Y = 200.000 + 100x




Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost Method) 

Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh : Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000
Maka penentuan biaya variable dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :

Biaya yang dikeluarkan pada                                         Rp. 1.000.000
tingkat 8000 jam mesin         

Biaya Tetap ( Biaya berjaga)                                Rp.    400.000

Selisih                                                                                      Rp.    600.000

Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sbb
                             
                                                  Y = 400.000 + 75 x




Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method)

Dalam persamaan garis regresi  :  y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :   

b. =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y
                                                  n x2   -   (x)2

a  =     ∑y -  b(∑x) 
                                                          n

Bln ke
Bia Repr&Peml




    (Rp.1000)
Jam Mesin



y.
x.
xy.
x2
1
750
6000
4500000000
36000000
2
715
5500
3932500000
30250000
3
530
4000
2120000000
16000000
4
600
4000
2400000000
16000000
5
600
4500
2700000000
20250000
6
875
7000
6125000000
49000000
7
800
6000
4800000000
36000000
8
1000
8000
8000000
64000000
9
800
6000
4800000000
36000000
10
750
6000
4500000000
36000000
11
550
4500
2475000000
20250000
12
600
4500
2700000000
20250000






y
x.
xy.
x2

8570000
66000
41060500000
380000000


    
b. =  12  x  41.060.500.000 – 66.000. x 8570000   =   
              12 x  380.000.000 – (66.000)2                             
                             
a.        =  8.570.000 – b x 66.000 =
                             12

Jadi biaya reaparasi dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari
Biaya variabel        =  Rp. 115 per jam mesin  ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya tetap       =  Rp.  79.270 per bulan

Atau fungsi linier biaya tersebut adalah :

Y = 79.270 + 115x






SUMBER :
daryono.staff.gunadarma.ac.id