Kamis, 02 Januari 2014

CATATAN KAKI DAN KUTIPAN



CATATAN KAKI DAN KUTIPAN 

1. CATATAN KAKI 

Pengertian Catatan Kaki

            Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.

Cara Penulisan Catatan Kaki

Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan mudah dimengerti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:
  • Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  • Catatan kaki diketik berspasi satu.
  • Diberi nomor.
  • Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  • Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  • Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  • Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  • Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  • Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  • Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  • Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  • Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Contoh Catatan Kaki

Agar lebih paham seperti apa contoh catatan kaki, maka berikut ini akan diberikan beberapa contoh catatan kaki dari buku Auditing dan pelayanan verifikasi Alvin A. Arens. Contoh catatan kaki ini dimaksudkan agar Anda lebih paham lagi tentang bagaimana sistematika penulisan catatan kaki yang baik dan benar.




DILEMA ETIKA
            Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana ia harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Contoh sederhana dilema etika ini adalah penemuan cincin berlian, orang tersebut harus menentukan apakah ia akan berupaya untuk mencari si pemilik cincin tersebut atau akan menyimpan cincin itu bagi dirinya sendiri. Dilema etika yang lebih sulit untuk diselesaikan adalah kasus berikut ini, yang dikutip dari Easier Said Than Done, sebuah publikasi yang membahas tentang isu-isu etika. Hal ini merupakan contoh kasus yang umumnya dibahas dalam suatu kursus etika.
·       Di Eropa, seorang wanita berada di ambang kematian akibat digerogoti oleh sejenis penyakit kanker. Terdapat sejenis obat yang menurut para dokter dapat digunakan untuk menyelamatkan hidupnya. Obat tersebut merupakan salah satu bentuk radium yang baru saja ditemukan oleh seorang apoteker yang hidup sekota dengan wanita itu. Biaya pembuatan obat tersebut memang mahal, tetapi sang apoteker menjualnya dengan harga sepuluh kali lipat dari biaya pembuatannya. Ia membayar sebesar $200 untuk bahan radium itu dan menjual seharga $2000 untuk sekotak kecil obat. Suami dari wanita yang sedang sekarat itu, Heinz, menemui semua kenalannya untuk meminjam sejumlah uang, tetapi ia hanya berhasil mengumpulkan sebesar $1000 saja, yaitu setengah dari harga obat itu. Ia berkata pada apoteker tersebut bahwa istrinya sedang sekarat serta memohon agar dapat memperoleh potongan harga atau diperbolehkan untuk membayar kekurangannya nanti. Tetapi apoteker tersebut berkata: “ tidak, sayalah yang menemukan obat ini dan saya bermaksud untuk memperoleh sejumlah uang dari penemuan ini.” Heinz menjadi sangat putus asa dan memutuskan untuk menerobos masuk ke dalam toko pria itu untuk mencuri obat bagi istrinya. Apakah sang suami memang harus melakukan hal tersebut?[1]
Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia untuk menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang tepat untuk diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang atasan yang telah menyatakan nilai pendapatan departemennya secara material lebih besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat menerima bonus lebih besar merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen sebuah perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan tidak layak atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu dilema moral, khususnya jika ia memiliki keluarga yang harus dibiayai serta terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan pekerjaan.


[1] Norman Sprinthall dan Richard,”Perkembangan Nilai dan Moral,” Easier Said Than Done ( Vol. 1, No.1, Musin Dingin 1988); hal 17.   
 




PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
            Bagian Kode Etik AICPA yang membahas prinsip-prinsip etika profesi berisi diskusi umum tentang beberapa syarat karakteristik tertentu sebagai akuntan publik. Bagian prinsip etika profesi terdiri dari dua bagian utama : enam prinsip etika dan diskusi tentang keenam prinsip tersebut. Prinsip-prinsip etika tersebut dituliskan dibawah ini. Sementara diskusi-diskusi akan dilakukan sepanjang bab ini termasuk pula ide-ide yang diambil dari bagian prinsip ini.
            Kelima prinsip pertama diterapkan secara sama rata kepada seluruh anggota AICPA, tanpa mempedulikan apakah mereka bekerja bagi kantor akuntan publik, bekerja sebagai akuntan dalam dunia bisnis atau pemerintahan, terlibat dalam beberapa aspek bisnis lainnya, atau terlibat dalam dunia pendidikan. Satu pengecualian terdapat dalam kalimat terakhir dari prinsip obyektivitas dan independensi. Kalimat tersebut hanya berlaku bagi para anggota yang bekerja bagi publik, dan hanya jika mereka menyediakan jasa-jasa atestasi seperti jasa audit. Prinsip keenam, lingkup dan sifat jasa, hanya diterapkan bagi para anggota yang bekerja bagi publik. Prinsip tersebut dialamatkan kepada seorang praktisi yang harus menyediakan suatu jasa tertentu, seperti menyediakan jasa konsultasi karyawan saat seorang klien audit bermaksud mengangkat seorang controller. Menyediakan jasa semacam itu dapat menghilangkan independensi terutama jika kantor akuntan publik merekomendasikan seorang controller yang kemudian diangkat oleh klien dan tidak dapat menunjukkan kompetensinya.
            Pengamatan yang seksama atas keenam prinsip tersebut mungkin sekali akan memimpin kita pada kesimpulan bahwa keenam prinsip tersebut dapat diterapkan pada setiap profesi, tidak hanya profesi akuntan publik saja. Sebagai contoh, para dokter harus menerapkan profesionalisme yang sensitif dan pertimbangan moral, bertindak demi kepentingan publik, bertindak dengan integritas, bersikap obyektif dan menghindari konflik antar kepentingan, menjalankan prinsip due care, serta mengevaluasi ketepatan sifat jasa kedokteran yang diberikan. Satu perbedaan antara auditor dan profesi lainnya, sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, adalah bahwa sebagian besar profesional tidak perlu mempertimbangkan apakah mereka masih tetap independen atau tidak. Bagian Kode Etik berikut ini melibatkan peraturan-peraturan eksplisit yang harus dipatuhi oleh semua akuntan publik dalam pratek[2] mereka.




[2] Kode Etik Profesional AICPA bisa diterapkan kepada setiap akuntan publik yang merupakan anggota dari AICPA, setiap negara bagian juga memiliki aturan etika yang diwajibkan untuk pembuatan lisensi oleh negara bagian. Banyak negara bagian mengikuti aturan AICPA, tetapi sebagian memiliki persyaratan yang agak berbeda. 







KASUS INTERNET 1-1        : JASA ASSURANCE
Referensi dari situs Prentice Hall’s Companion Web Site (CW Site). [3]Diperkirakan bahwa perkenalan atas jasa-jasa assurance yang baru dapat melipatgandakan atau bahkan melipatigakan penghasilan profesi akuntan publik dari jasa akuntansi dan auditing sebesar $7 milyar. Tetapi kesempatan baru tersebut tidak datang dengan mudah. Jasa-jasa baru harus diidentifikasikan, persaingan baru terbentuk, dan rintangan-rintangan menghadang. Untuk membantu profesi akuntan publik bergerak maju, AICP (American Institute Of Certified Public Accountants) membentuk Komite Khusus untuk Jasa-Jasa Assurance. Kasus ini meminta para mahasiswa untuk mempergunakan internet dalam :
1.     Meneliti jasa-jasa assurance yang direkomendasikan oleh komite,
2.     Menguji komponen-komponen dari rencana bisnis jasa assurance, dan
3.     Mengidentifikasikan serta menggambarkan kompetensi yang diperlukan oleh penyedia assurance pada dekade yang akan datang.


[3] kasus-kasus internet dapat dilihat pada situs Prentice Hall’s Companion Web Site (CW Site), www.prenhall.com/arens






2. KUTIPAN

Pengertian dan Cara Membuat Kutipan 

Secara garis besar Kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip. Kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik.

Cara Menulis Kutipan Dengan Benar

     Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.

Kutipan juga terbagi menjadi 2, yaitu Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung, dibawah ini  adalah contoh dati Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung.

1.    Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Cara penulisannya sebagai berikut :
a)    Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks,
1. Diketik seperti ketikan teks
2.Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)
3. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan

b)    Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih,
1. Diketik satu spasi
2. Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
3. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan

2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Adapun cara penulisannya sebagai berikut :
1.       Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana dengan teks biasa
2.       Semua kutipan harus dirujuk
3.       Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan




 Contoh Kutipan          :

1.  Pengertian Auditing Menurut (Sukrisno Agoes , 2004), auditing adalah
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
2.   Pengertian Auditing menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), auditing sebagai:
“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.”
3.   Pengertian Auditing Menurut (Mulyadi , 2002), auditing merupakan:
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Menurut saya, Auditing adalah suatu proses pemeriksaan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang di susun manajemen bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.


Sumber           :





[1] Norman Sprinthall dan Richard,”Perkembangan Nilai dan Moral,” Easier Said Than Done ( Vol. 1, No.1, Musin Dingin 1988); hal 17.   
[2] Kode Etik Profesional AICPA bisa diterapkan kepada setiap akuntan publik yang merupakan anggota dari AICPA, setiap negara bagian juga memiliki aturan etika yang diwajibkan untuk pembuatan lisensi oleh negara bagian. Banyak negara bagian mengikuti aturan AICPA, tetapi sebagian memiliki persyaratan yang agak berbeda. 

[3] kasus-kasus internet dapat dilihat pada situs Prentice Hall’s Companion Web Site (CW Site), www.prenhall.com/arens.