CATATAN
KAKI DAN KUTIPAN
1.
CATATAN KAKI
Pengertian
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.
Cara Penulisan Catatan Kaki
Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan
yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut
memang benar-benar berguna dan mudah dimengerti. Berikut adalah beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:
- Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
- Catatan kaki diketik berspasi satu.
- Diberi nomor.
- Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
- Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
- Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
- Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
- Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
- Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
- Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
- Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
- Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh
Catatan Kaki
Agar lebih paham seperti apa contoh catatan kaki, maka
berikut ini akan diberikan beberapa contoh catatan kaki dari buku Auditing dan
pelayanan verifikasi Alvin A. Arens. Contoh catatan kaki ini dimaksudkan agar
Anda lebih paham lagi tentang bagaimana sistematika penulisan catatan kaki yang
baik dan benar.
DILEMA
ETIKA
Dilema etika
merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana ia harus membuat
keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Contoh
sederhana dilema etika ini adalah penemuan cincin berlian, orang tersebut harus
menentukan apakah ia akan berupaya untuk mencari si pemilik cincin tersebut
atau akan menyimpan cincin itu bagi dirinya sendiri. Dilema etika yang lebih
sulit untuk diselesaikan adalah kasus berikut ini, yang dikutip dari Easier Said Than Done, sebuah publikasi
yang membahas tentang isu-isu etika. Hal ini merupakan contoh kasus yang
umumnya dibahas dalam suatu kursus etika.
·
Di Eropa, seorang wanita berada di
ambang kematian akibat digerogoti oleh sejenis penyakit kanker. Terdapat
sejenis obat yang menurut para dokter dapat digunakan untuk menyelamatkan
hidupnya. Obat tersebut merupakan salah satu bentuk radium yang baru saja
ditemukan oleh seorang apoteker yang hidup sekota dengan wanita itu. Biaya
pembuatan obat tersebut memang mahal, tetapi sang apoteker menjualnya dengan
harga sepuluh kali lipat dari biaya pembuatannya. Ia membayar sebesar $200
untuk bahan radium itu dan menjual seharga $2000 untuk sekotak kecil obat.
Suami dari wanita yang sedang sekarat itu, Heinz, menemui semua kenalannya
untuk meminjam sejumlah uang, tetapi ia hanya berhasil mengumpulkan sebesar
$1000 saja, yaitu setengah dari harga obat itu. Ia berkata pada apoteker
tersebut bahwa istrinya sedang sekarat serta memohon agar dapat memperoleh
potongan harga atau diperbolehkan untuk membayar kekurangannya nanti. Tetapi
apoteker tersebut berkata: “ tidak, sayalah yang menemukan obat ini dan saya
bermaksud untuk memperoleh sejumlah uang dari penemuan ini.” Heinz menjadi
sangat putus asa dan memutuskan untuk menerobos masuk ke dalam toko pria itu
untuk mencuri obat bagi istrinya. Apakah sang suami memang harus melakukan hal
tersebut?[1]
Para
auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika
dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang mengancam
akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia untuk
menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika
yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang
tepat untuk diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang
atasan yang telah menyatakan nilai pendapatan departemennya secara material
lebih besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat menerima bonus lebih
besar merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen
sebuah perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan
tidak layak atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu
dilema moral, khususnya jika ia memiliki keluarga yang harus dibiayai serta
terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan pekerjaan.
[1]
Norman Sprinthall dan Richard,”Perkembangan Nilai
dan Moral,”
Easier Said Than Done ( Vol. 1, No.1,
Musin Dingin 1988); hal 17.
PRINSIP-PRINSIP
ETIKA PROFESI
Bagian Kode Etik AICPA yang membahas prinsip-prinsip
etika profesi berisi diskusi umum tentang beberapa syarat karakteristik
tertentu sebagai akuntan publik. Bagian prinsip etika profesi terdiri dari dua
bagian utama : enam prinsip etika dan diskusi tentang keenam prinsip tersebut.
Prinsip-prinsip etika tersebut dituliskan dibawah ini. Sementara
diskusi-diskusi akan dilakukan sepanjang bab ini termasuk pula ide-ide yang diambil
dari bagian prinsip ini.
Kelima prinsip pertama diterapkan secara sama rata kepada
seluruh anggota AICPA, tanpa mempedulikan apakah mereka bekerja bagi kantor
akuntan publik, bekerja sebagai akuntan dalam dunia bisnis atau pemerintahan,
terlibat dalam beberapa aspek bisnis lainnya, atau terlibat dalam dunia
pendidikan. Satu pengecualian terdapat dalam kalimat terakhir dari prinsip
obyektivitas dan independensi. Kalimat tersebut hanya berlaku bagi para anggota
yang bekerja bagi publik, dan hanya jika mereka menyediakan jasa-jasa atestasi
seperti jasa audit. Prinsip keenam, lingkup dan sifat jasa, hanya diterapkan
bagi para anggota yang bekerja bagi publik. Prinsip tersebut dialamatkan kepada
seorang praktisi yang harus menyediakan suatu jasa tertentu, seperti
menyediakan jasa konsultasi karyawan saat seorang klien audit bermaksud
mengangkat seorang controller. Menyediakan jasa semacam itu dapat menghilangkan
independensi terutama jika kantor akuntan publik merekomendasikan seorang
controller yang kemudian diangkat oleh klien dan tidak dapat menunjukkan
kompetensinya.
Pengamatan yang seksama atas keenam prinsip tersebut
mungkin sekali akan memimpin kita pada kesimpulan bahwa keenam prinsip tersebut
dapat diterapkan pada setiap profesi, tidak hanya profesi akuntan publik saja.
Sebagai contoh, para dokter harus menerapkan profesionalisme yang sensitif dan
pertimbangan moral, bertindak demi kepentingan publik, bertindak dengan
integritas, bersikap obyektif dan menghindari konflik antar kepentingan, menjalankan
prinsip due care, serta mengevaluasi ketepatan sifat jasa kedokteran yang
diberikan. Satu perbedaan antara auditor dan profesi lainnya, sebagaimana yang
telah dinyatakan sebelumnya, adalah bahwa sebagian besar profesional tidak
perlu mempertimbangkan apakah mereka masih tetap independen atau tidak. Bagian
Kode Etik berikut ini melibatkan peraturan-peraturan eksplisit yang harus
dipatuhi oleh semua akuntan publik dalam pratek[2]
mereka.
[2]
Kode
Etik Profesional AICPA bisa diterapkan
kepada setiap akuntan publik yang merupakan anggota dari AICPA, setiap negara
bagian juga memiliki aturan etika yang diwajibkan untuk pembuatan lisensi oleh
negara bagian. Banyak negara bagian mengikuti aturan AICPA, tetapi sebagian memiliki
persyaratan yang agak berbeda.
KASUS
INTERNET 1-1 : JASA ASSURANCE
Referensi
dari situs Prentice Hall’s Companion Web
Site (CW Site). [3]Diperkirakan
bahwa perkenalan atas jasa-jasa assurance yang baru dapat melipatgandakan atau
bahkan melipatigakan penghasilan profesi akuntan publik dari jasa akuntansi dan
auditing sebesar $7 milyar. Tetapi kesempatan baru tersebut tidak datang dengan
mudah. Jasa-jasa baru harus diidentifikasikan, persaingan baru terbentuk, dan
rintangan-rintangan menghadang. Untuk membantu profesi akuntan publik bergerak
maju, AICP (American Institute Of
Certified Public Accountants) membentuk Komite Khusus untuk Jasa-Jasa
Assurance. Kasus ini meminta para mahasiswa untuk mempergunakan internet dalam
:
1. Meneliti
jasa-jasa assurance yang
direkomendasikan oleh komite,
2. Menguji
komponen-komponen dari rencana bisnis jasa assurance,
dan
3. Mengidentifikasikan
serta menggambarkan kompetensi yang diperlukan oleh penyedia assurance pada dekade yang akan datang.
[3] kasus-kasus internet dapat dilihat pada situs
Prentice Hall’s Companion Web Site (CW Site), www.prenhall.com/arens
2. KUTIPAN
Pengertian
dan Cara Membuat Kutipan
Secara garis besar Kutipan adalah pengulangan satu
ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip
terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan
ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip. Kutipan juga dapat merujuk kepada
penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni:
unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi
musik.
Cara Menulis Kutipan Dengan Benar
Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai
dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang
dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu
dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung
dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber
aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak
langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun
tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.
Kutipan juga
terbagi menjadi 2, yaitu Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung, dibawah
ini adalah contoh dati Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung.
1. Kutipan Langsung
Kutipan
langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik
bahasa maupun ejaannya. Cara penulisannya sebagai berikut :
a) Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris
dimasukkan kedalam teks,
1. Diketik
seperti ketikan teks
2.Diawali
dan diakhiri dengan tanda (“)
3. Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
b) Kutipan yang terdiri dari empat baris atau
lebih,
1. Diketik
satu spasi
2. Dimulai
tujuh ketukan dari batas tepi kiri
3. Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
2. Kutipan
tidak langsung
Kutipan
tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Adapun
cara penulisannya sebagai berikut :
1.
Kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana
dengan teks biasa
2.
Semua
kutipan harus dirujuk
3.
Sumber-sumber
rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung
kutipan
Contoh Kutipan :
1.
Pengertian Auditing Menurut
(Sukrisno Agoes , 2004), auditing adalah
“Suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
2. Pengertian Auditing
menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), auditing sebagai:
“Suatu
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya
dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.”
3.
Pengertian Auditing Menurut
(Mulyadi , 2002), auditing merupakan:
“Suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Menurut saya, Auditing adalah suatu proses pemeriksaan
secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan
keuangan yang di susun manajemen bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan.
Sumber :
[1] Norman Sprinthall dan Richard,”Perkembangan Nilai
dan Moral,”
Easier Said Than Done ( Vol. 1, No.1,
Musin Dingin 1988); hal 17.
[2]
Kode
Etik Profesional AICPA bisa diterapkan
kepada setiap akuntan publik yang merupakan anggota dari AICPA, setiap negara
bagian juga memiliki aturan etika yang diwajibkan untuk pembuatan lisensi oleh
negara bagian. Banyak negara bagian mengikuti aturan AICPA, tetapi sebagian memiliki
persyaratan yang agak berbeda.
[3] kasus-kasus
internet dapat dilihat pada situs Prentice Hall’s Companion Web Site (CW Site),
www.prenhall.com/arens.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar